Friday, April 16, 2010

Potret Kemiskinan Jalanan Dari Anak Jalanan Indonesia


Anak jalanan ada di mana-mana. Mereka adalah bagian dari diorama kehidupan Kota Jakarta. Muda-ers tentu sering ngeliat mereka di tepi jalan, di kolong jembatan, di dekat lampu merah, di terminal bus, dan mungkin yang paling sering adalah di dalam kendaraan umum.

Siapa mereka?

Pada dasarnya anak jalanan adalah anak-anak berusia 6 sampai 18 tahun yang turun ke jalan untuk bekerja. Kebayang kan betapa sulitnya ngedapetin uang di Jakarta? Apalagi bagi anak jalanan yang usianya masih terlalu muda untuk bekerja. Muda-ers tentunya juga sering ngeliat anak jalanan yang masih balita (bawah lima tahun) mengamen dan mengemis di pinggir jalan.

Kegiatan sehari-hari anak jalanan

Segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan asalkan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu, menjadi kuli panggul, dam menjadi pemulung. Penghasilan anak jalanan setiap hari berkisar Rp 30.000 sampai Rp 50.000. Mendekati hari raya seperti Lebaran, penghasilan mereka bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari biasanya!

Uang yang mereka peroleh biasanya digunakan untuk membeli makan dan memenuhi kebutuhan mereka yang lain, seperti membayar uang sekolah. Selain bekerja, ada beberapa anak jalanan yang masih ngelanjutin sekolahnya.

Biasanya mereka turun ke jalan setelah pulang sekolah. Meskipun hidup di jalan, satu hal yang patut Muda-ers hargai adalah keinginan mereka untuk menyelesaikan sekolah. Hal tersebut ternyata enggak mudah. Mereka harus berjuang mempertahankan keinginannya bersekolah, sementara di sekeliling mereka ada banyak anak jalanan yang meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih untuk bekerja.

Bekerja vs bermain

Muda-ers mungkin pernah berpikir bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang kehilangan masa kecilnya. ”Bagaimana mungkin bisa bermain jika setiap hari mereka harus bekerja?” Itulah salah satu komentar yang sering didengar Tim MuDA ketika mewawancarai teman-teman.

Benarkah itu?

Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun harus bekerja, anak jalanan tetap bisa tertawa dan bermain bersama teman-teman seusia mereka. Hanya saja, mereka menjalani masa kecil di tempat yang ”enggak biasa”, yaitu jalanan.

Cita-cita mereka

Suatu pengalaman yang enggak akan pernah dilupakan oleh Tim MuDA ketika mewawancarai anak jalanan adalah mereka nyeritain semua harapan dan cita-cita mereka dengan begitu lancar.

Seperti anak-anak kebanyakan, mereka juga punya cita-cita ingin menjadi guru, polisi, bahkan artis! Alasan mereka memilih profesi tersebut sangatlah sederhana: biar bisa membantu orang lain dan dapat uang banyak.

Nah, setelah mendengar kisah anak jalanan tersebut, kini giliran Muda-ers untuk membantu mereka. Ada berbagai macam cara untuk ngeringanin beban hidup anak jalanan, salah satunya adalah dengan menyumbangkan buku-buku layak baca kepada mereka.

Sesederhana apa pun yang Muda-ers lakuin untuk anak jalanan, hal itu sangat berarti untuk mereka!

Sumber:
- keadilansosial.wordpress.com
- http://rsgswara.wordpress.com/2010/02/03/potret-kemiskinan-jalanan-dari-anak-jalanan-indonesia/
- http://rsgswara.files.wordpress.com/2010/02/anak-jalan31.jpg

No comments:

Post a Comment